PENOBATAN ADDATUANG SIDENRENG KE-21
Warga kabupaten Sidenreng-Rappang patut berbangga. Setelah sekitar 85
tahun, akhirnya Sidenreng kembali menobatkan Addatuang yang baru. Yang Mulia Paduka (YMP) Haji Andi Patiroi Pawiccangi terpilih menjadi Addatuang Sidenreng ke-21. Beliau adalah cucu langsung dari Addatuang Sidenreng terakhir, yakni Petta La Cibu.
Acara penobatan ini berlangsung khidmat. Diadakan di Soraja Massepe pada hari Kamis, 22 Desember 2012. Prof. A. Syarif To Appatunru Sultan Abd Munir Kuningin Bone selaku pemangku adat Sulawesi Selatan memimpin acara penobatan ini. Pada acara ini, hadir berbagai undangan dari beberapa Sultan dan Raja se-Nusantara dan se-Sulawesi Selatan.
Pelantikan Addatuang Sidenreng ini dimaksudkan untuk melanjutkan amanah selaku Addatuang berikut perangkat adat yang ada.
Dewakara (Dewan Ketahanan Adat dan Keraton Nusantara) bertindak selaku penyelenggara kegiatan ini. Andi Sukri Baharman sebagai ketua panitia.
Ada dua pendapat tentang asal mula Sidenreng. Pendapat pertama mengatakan bahwa adik Datu Sangalla yang meninggalkan Sangalla mengikuti aliran sungai. Mereka saling berpegangan tangan (sirenreng) menuju pesisir danau yang kelak disebut Sidenreng. Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa, kedatangan Tomanurung yakni Manurungnge ri Bulu Lowa yang diangkat oleh masyarakat setempat sebagai Addaowang. Addaowang berarti tempat berpeluk. Dikemudian hari, gelar Addaowang sebagai pemimpin tertinggi di Sidenreng berubah menjadi Addatuang.
Di masa pemerintahan kolonial Belanda, kerajaan Sidenreng digabung dengan kerajaan Rappang menjadi Swapraja. Hingga dimasa kemerdekaan, terbentuk kabupaten Sidenreng-Rappang.
Diharapkan dengan terbentuknya kelembagaan adat diberbagai daerah, mampu menjadi benteng pelestari kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional sebagaimana amanah UUD 1945.(arm)
Acara penobatan ini berlangsung khidmat. Diadakan di Soraja Massepe pada hari Kamis, 22 Desember 2012. Prof. A. Syarif To Appatunru Sultan Abd Munir Kuningin Bone selaku pemangku adat Sulawesi Selatan memimpin acara penobatan ini. Pada acara ini, hadir berbagai undangan dari beberapa Sultan dan Raja se-Nusantara dan se-Sulawesi Selatan.
Pelantikan Addatuang Sidenreng ini dimaksudkan untuk melanjutkan amanah selaku Addatuang berikut perangkat adat yang ada.
Dewakara (Dewan Ketahanan Adat dan Keraton Nusantara) bertindak selaku penyelenggara kegiatan ini. Andi Sukri Baharman sebagai ketua panitia.
Ada dua pendapat tentang asal mula Sidenreng. Pendapat pertama mengatakan bahwa adik Datu Sangalla yang meninggalkan Sangalla mengikuti aliran sungai. Mereka saling berpegangan tangan (sirenreng) menuju pesisir danau yang kelak disebut Sidenreng. Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa, kedatangan Tomanurung yakni Manurungnge ri Bulu Lowa yang diangkat oleh masyarakat setempat sebagai Addaowang. Addaowang berarti tempat berpeluk. Dikemudian hari, gelar Addaowang sebagai pemimpin tertinggi di Sidenreng berubah menjadi Addatuang.
Di masa pemerintahan kolonial Belanda, kerajaan Sidenreng digabung dengan kerajaan Rappang menjadi Swapraja. Hingga dimasa kemerdekaan, terbentuk kabupaten Sidenreng-Rappang.
Diharapkan dengan terbentuknya kelembagaan adat diberbagai daerah, mampu menjadi benteng pelestari kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional sebagaimana amanah UUD 1945.(arm)
0 komentar: